SALAM SAUDARA
Kami tampilakan sebuah berita terkini yg menyajikan berita terhangat dan terpecaya!
Askin terpaksa dievakuasi dari rumahnya. Pria 32 tahun tersebut tak berdaya. Dia sedang sakit demam tinggi. Padahal, rumahnya saat itu sedang direndam banjir yang cukup tinggi.
"Hujan dari kemarin malam. Saya sakit demam dan mau tidur di rumah keluarga," tuturnya di atas mobil sebelum diungsikan.
Asikin merupakan satu dari ratusan warga Lok Bahu, Sungai Kunjang yang harus mengungsi karena terjangan banjir di wilayah tersebut. Ketinggian air mencapai 1 meter dan merendam rumah warga sejak Selasa (30/5) lalu.
Dari pantauan Sapos, RT 18 dan RT 19 yang terendam. Akibatnya ratusan warga terpaksa mengungsi ke rumah keluarga dan masjid terdekat. Bahkan, satu unit gedung SD juga ikut diterjang banjir.
Beberapa warga yang lain memindahkan perabotan rumah tangga akibat air banjir semakin tinggi. Pemindahan barang itu dibantu relawan kebencanaan yang datang ke lokasi banjir.
Haris, salah seorang warga mengatakan, sejak sore air sudah mulai naik. Kemudian mereka mulai mengevakuasi barang-barangnya.
“Malam tadi kami angkat barang dari rumah. Sebab kami takutkan jangan sampai air makin tinggi dan merendam barang,” katanya di lokasi banjir, Rabu (31/5).
Ketua RT 19, Karman (45) mengatakan, air meluap mulai pukul 22.00 Wita, Selasa (30/5). Dari ratusan rumah warga yang terendam terbanyak berada di RT 18 yakni sebanyak 95 rumah. Secara keseluruhan 419 jiwa dari 124 kepala keluarga (KKP) harus besar mengungsi. Mereka harus tinggal sementara di rumah sanak saudara maupun di masjid terdekat.
“Saya tidak tidur karena berjaga. Memasuki malam hari, air naik cukup cepat. Beberapa warga bahkan ada yang menginap di tempat saya,” kata Karman.
Minimnya fasilitas MCK dan kesehatan membuat beberapa warga sempat mengeluhkan kondisi tersebut.
“Mau tidak mau warga di sini gunakan masjid. Sebagian juga di rumah secara bergantian,” tambahnya lagi.
Karman sangat menyesalkan lambannya bantuan pemerintah. Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda baru datang ke lokasi setelah pukul 02.00 dini hari (31/5). Itupun setelah semua warga mengungsi.
“Hanya relawan dan warga yang bahu membahu mengevakuasi warga yang terjebak banjir malam itu,” sesalnya.
TERGENANG, MACET PARAH DI DAMANHURI
Hujan deras yang mengguyur Kota Samarinda, Rabu (31/5) kemarin, membuat sejumlah ruas jalan dan pemukiman kembali terendam. Tak terkecuali di kawasan pinggir kota. Seperti yang terjadi di Jalan Damanhuri, Kelurahan Mugirejo, Sungai Pinang.
Jalan utama menuju Bontang ini dipadati puluhan kendaraan yang terjebak kemacetan akibat genangan air. Kondisi ini diperparah dengan belum selesainya proyek gorong-gorong di tepi jalan tersebut.
Dari pantauan Sapos, puluhan kendaraan roda dua yang mencoba menerobos banjir harus mengalami mati mesin akibat kemasukan air. Sejumlah warga bahkan harus turun tangan mengatur arus lalu lintas guna mengurai kemacetan. Sebab tepat di area proyek gorong-gorong yang belum tuntas, kendaraan harus melintas bergantian agar bisa melintas.
Seperti yang di alami Mujadi, salah seorang pengendara yang kediamannya tepat berada di kawasan banjir. Mujadi mengatakan, sejak hujan deras mengguyur sekitar pukul 16.30 Wita, kawasan tersebut sudah terendam banjir. Bahkan hingga selutut orang dewasa.
“Tidak satupun kendaraan yang melintas, ini sudah rumayan walaupun tetap kelihatan dalam,” katanya kepada Sapos tadi malam.
Hingga pukul 22.30 Wita ketinggian air belum menandakan akan surut. Hal ini sudah barang tentu menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi warga sekitar. Apalagi jika kembali terjadi hujan.
“Ini saja masih rumayan dalam, jika ditambah hujan lagi, rumah sekitar yang berada di dataran rendah bisa saja tergenang,” ucap Hardi, salah seorang pemilik bengkel yang berada di kawasan itu.
baca juga;
Askin terpaksa dievakuasi dari rumahnya. Pria 32 tahun tersebut tak berdaya. Dia sedang sakit demam tinggi. Padahal, rumahnya saat itu sedang direndam banjir yang cukup tinggi.
"Hujan dari kemarin malam. Saya sakit demam dan mau tidur di rumah keluarga," tuturnya di atas mobil sebelum diungsikan.
Banjir Samarinda |
Asikin merupakan satu dari ratusan warga Lok Bahu, Sungai Kunjang yang harus mengungsi karena terjangan banjir di wilayah tersebut. Ketinggian air mencapai 1 meter dan merendam rumah warga sejak Selasa (30/5) lalu.
Dari pantauan Sapos, RT 18 dan RT 19 yang terendam. Akibatnya ratusan warga terpaksa mengungsi ke rumah keluarga dan masjid terdekat. Bahkan, satu unit gedung SD juga ikut diterjang banjir.
Beberapa warga yang lain memindahkan perabotan rumah tangga akibat air banjir semakin tinggi. Pemindahan barang itu dibantu relawan kebencanaan yang datang ke lokasi banjir.
Haris, salah seorang warga mengatakan, sejak sore air sudah mulai naik. Kemudian mereka mulai mengevakuasi barang-barangnya.
“Malam tadi kami angkat barang dari rumah. Sebab kami takutkan jangan sampai air makin tinggi dan merendam barang,” katanya di lokasi banjir, Rabu (31/5).
Ketua RT 19, Karman (45) mengatakan, air meluap mulai pukul 22.00 Wita, Selasa (30/5). Dari ratusan rumah warga yang terendam terbanyak berada di RT 18 yakni sebanyak 95 rumah. Secara keseluruhan 419 jiwa dari 124 kepala keluarga (KKP) harus besar mengungsi. Mereka harus tinggal sementara di rumah sanak saudara maupun di masjid terdekat.
“Saya tidak tidur karena berjaga. Memasuki malam hari, air naik cukup cepat. Beberapa warga bahkan ada yang menginap di tempat saya,” kata Karman.
Minimnya fasilitas MCK dan kesehatan membuat beberapa warga sempat mengeluhkan kondisi tersebut.
“Mau tidak mau warga di sini gunakan masjid. Sebagian juga di rumah secara bergantian,” tambahnya lagi.
Karman sangat menyesalkan lambannya bantuan pemerintah. Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda baru datang ke lokasi setelah pukul 02.00 dini hari (31/5). Itupun setelah semua warga mengungsi.
“Hanya relawan dan warga yang bahu membahu mengevakuasi warga yang terjebak banjir malam itu,” sesalnya.
TERGENANG, MACET PARAH DI DAMANHURI
Hujan deras yang mengguyur Kota Samarinda, Rabu (31/5) kemarin, membuat sejumlah ruas jalan dan pemukiman kembali terendam. Tak terkecuali di kawasan pinggir kota. Seperti yang terjadi di Jalan Damanhuri, Kelurahan Mugirejo, Sungai Pinang.
Jalan utama menuju Bontang ini dipadati puluhan kendaraan yang terjebak kemacetan akibat genangan air. Kondisi ini diperparah dengan belum selesainya proyek gorong-gorong di tepi jalan tersebut.
Dari pantauan Sapos, puluhan kendaraan roda dua yang mencoba menerobos banjir harus mengalami mati mesin akibat kemasukan air. Sejumlah warga bahkan harus turun tangan mengatur arus lalu lintas guna mengurai kemacetan. Sebab tepat di area proyek gorong-gorong yang belum tuntas, kendaraan harus melintas bergantian agar bisa melintas.
Seperti yang di alami Mujadi, salah seorang pengendara yang kediamannya tepat berada di kawasan banjir. Mujadi mengatakan, sejak hujan deras mengguyur sekitar pukul 16.30 Wita, kawasan tersebut sudah terendam banjir. Bahkan hingga selutut orang dewasa.
“Tidak satupun kendaraan yang melintas, ini sudah rumayan walaupun tetap kelihatan dalam,” katanya kepada Sapos tadi malam.
Hingga pukul 22.30 Wita ketinggian air belum menandakan akan surut. Hal ini sudah barang tentu menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi warga sekitar. Apalagi jika kembali terjadi hujan.
“Ini saja masih rumayan dalam, jika ditambah hujan lagi, rumah sekitar yang berada di dataran rendah bisa saja tergenang,” ucap Hardi, salah seorang pemilik bengkel yang berada di kawasan itu.
baca juga;
- untuk SD, SMP dan SMA Kabupaten Kota, diminta Segera Ajukan proses pencairan guru
- Atletis Selalu Ada Pada Diri Pak Ahok
- Ini Dia Artis Muda yang Rajin Bikin Anak
- Warga sinjai kembali menangis
- Pesawat Kargo yang Jatuh di Papua Ditemukan di Celah Gunung Terjal
TERIMA KASIH SAUDARA KARENA SUDAH MAMPIR DI BLOG KAMI DAN KAMI AKAN TINGKATKAN TERUS BERITA YANG SEMAKIN TERPECAYA
SUMBER; prokal.co
0 Response to "419 Warga Mengungsi Akibat Banjir di Lok Bahu Samarinda"
Posting Komentar